KAPAN KAUM MUSLIMIN AKAN MENANG DAN BERJAYA???
Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah
Media Dakwah Islam - “Al-Mukminun : adalah orang-orang yang istiqamah di atas perintah
Allah, meninggalkan hal-hal yang Allah haramkan, berhenti pada
batas-batas agama Allah, berhukum dengan syari’at Allah. Merekalah kaum
muslimin, merekalah para wali Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (artinya) :
“Allah berjanji untuk orang-orang
yang beriman di antara kalian dan beramal shalih bahwa pasti Allah akan
jadikan mereka berkuasa di muka bumi sebagaimana Allah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan akan Allah jayakan agama mereka
yang Allah ridhai untuk mereka, serta Allah tukar setelah kondisi takut
menjadi aman. Mereka beribadah kepada-Ku dan tidak menyekutukan-Ku
dengan apapun.” (an-Nuur : 55)
Apabila kaum muslimin berpegang teguh dengan agama Allah, konsisten
melaksanakan perintah yang Allah wajibkan atas mereka, menjauhi apa yang
Allah haramkan atas mereka, dan berhukum dengan syari’at-Nya maka SUNGGUH ALLAH PASTI AKAN MENOLONG MEREKA,
menguatkan mereka atas musuh-musuhnya, dan menuliskan untuk mereka
kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta menganugerahan
kepada mereka keamanan di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla :
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُون
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampur keimanannya dengan kezhaliman (kesyirikan), bagi mereka
keamanan dan mereka mendapatkan hidayah.” (al-An’am : 82)
Iman apabila disebutkan secara umum, masuk di dalamnya : melaksanakan
segala apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan
meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jadi, maknanya adalah: mereka adalah orang-orang yang istiqamah di
Tauhidullah, menunaikan hak-hak Allah, menjauh dari hal-hal yang Allah
haramkan. Maka BAGI MEREKA KEAMANAN dan BAGI MEREKA HIDAYAH baik di dunia maupun di akhirat. Musuh-musuh mereka tidak akan merugikan mereka apabila mereka konsisten di atas al-Haq.
Namun, kalau mereka melakukan sebagian apa yang Allah haramkan, atau
Meremehkan sebagian apa yang Allah wajibkan atas mereka, maka mereka
akan tertimpa bencana dan musibah yang tidak akan mereka sukai.
Perhatikan, makhluk termulia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, ketika pasukan pemanah melakukan pelanggaran pada peristiwa Perang Uhud, yaitu tidak melaksanakan perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
untuk bertahan pada posisinya. Tatkala mereka melanggar perintah
tersebut, maka musuh berhasil menyerang balik dari posisi tersebut
sehingga kaum muslimin mengalami kekalahan, ada yang terbunuh dan ada
yang terluka. Itu terjadi dengan sebab MAKSIAT (menentang perintah), sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya (artinya) :
“dan Sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kalian,
ketika kalian membunuh mereka dengan izin-Nya. Hingga ketika kalian
lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul)
sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai.” (ali ‘Imran : 152)
“dan mengapa ketika kalian ditimpa musibah (pada peperangan
Uhud), padahal kalian telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada
musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kalian berkata: “Darimana
datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu
sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ali ‘Imran : 165)
Maksudnya: wajib atas kaum mukminin – baik pemerintah maupun rakyat –
untuk istiqamah di atas agama Allah, berpegang teguh dengan syari’at
Allah, dan berhenti pada batas-batas Allah, baik pada ucapan, perbuatan,
aqidah, wala (loyalitas), dan bara’ (anti loyalitas), maupun cinta dan
benci. Inilah jalan MERAIH KEMENANGAN dan KEBAHAGIAAN.
Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah : (8/172-174)
Majmu’ah Manhajul Anbiya
https://telegram.me/ManhajulAnbiya
https://telegram.me/ManhajulAnbiya